Monday, July 03, 2006

Kapan Aktifitas Erupsi Gunung Merapi Mereda?

Status Gunung Merapi dinaikkan dari NORMAL menjadi WASPADA pada tanggal 15 Maret 2006. Dasar dari peningkatan status tersebut antara lain adalah meningkatnya aktifitas seismik (kegempaan) Gunung Merapi. Selanjutnya, dengan makin meningkatnya aktifitas seismik, maka pada tanggal 12 April 2006 statusnya kembali dinaikkan menjadi SIAGA. Sejak itu, hari-hari selanjutnya adalah hari-hari yang penuh kekhawatiran akan erupsi Gunung Merapi, dan kegiatan pengamatan terhadap aktifitas Gunung Merapi dilakukan 24 jam.

Aktifitas merapi terus meningkat. Aktifitas seismik semula didominasi oleh gempa multifase. Selanjutnya, sejak 12 April 2006 guguran lava terus meningkat jumlah kejadiannya. Akhirnya, pada tanggal 13 Mei 2006, seiring dengan munculnya Awan Panas (Wedus Gembel), status Gunung Merapi kembali ditingkatkan menjadi AWAS, yaitu tingkat peringatan bahaya yang tertinggi, tingkat 4. Mulailah hari-hari pengungsian yang penuh dengan ketidak-pastian bagi penduduk yang berdiam di lereng Merapi.

Pemerintah, baik pusat maupun daerah, dan masyarakat telah bersiap-siap dengan kemungkinan terburuk dari erupsi Merapi. Tetapi, ke-engganan penduduk untuk mengungsi dan kejemuan menunggu di lokasi pegungsian menjadi masalah tersendiri yang tidak sederhana. Satu-satunya harapan utama adalah kabar baik dari Merapi tentang meredanya aktifitas erupsi gunungapi itu.

Pada tanggal 27 Mei 2006, terjadi gempa tektonik yang mengguncang kawasan Yogyakarta dan Jawa Tengah. Gempa tersebut mempengaruhi aktifitas erupsi Merapi yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah kejadian Awan Panas dan Gempa Guguran selama dua minggu.
Pada tanggal 13 Juni 2006, menyusul kecenderungan menurunnya kejadian Awan Panas sejak tanggal 8 sampai 12 Juni 2006, status kewaspadaan terhadap Merapi diturunkan menjadi SIAGA. Namun, pada tanggal 14 Juni 2006, status kembali ditingkatkan menjadi AWAS menyusul kembali meningkatnya aktifitas seismik kejadian Awan Panas di Merapi.

Beberapa hari terakhir ini, Gunung Merapi memperlihatkan aktifitas erupsi yang menurun. Jumlah kejadian Awan Panas, Gempa Multifase dan Gempa Guguran menunjukkan kecenderungan menurun. Meskipun demikian, belajar dari pengalaman sebelumnya, status AWAS tetap dipertahankan. Ini adalah langkah yang tepat, karena meskipun menunjukkan kecenderungan menurun, hadirnya ketiga parameter aktifitas erupsi itu masih menunjukkan bahwa Merapi masih aktif.

Gambar

Sekarang, pertanyaannya adalah “Kapan erupsi Gunung Merapi periode ini mereda, dan para pengungsi diperbolehkan pulang?”.

Jawaban atas pertanyan itu dapat kita peroleh dari gambaran aktifitas seismik dan kejadian Awan Panas di Merapi. Menurut hemat penulis, secara sederhana, “apabila kemunculan suatu fenomena dijadikan dasar bagi peningkatan status kewaspadaan terhadap erupsi Gunung Merapi, maka menghilangnya fenomena-fenomena itu harus pula dijadikan dasar bagi penurunan status kewaspadaan”.

Berdasarkan pernyataan di atas maka:
1). Status AWAS dapat diturunkan menjadi SIAGA bila tidak terjadi lagi Awan Panas, dan bersamaan dengan itu juga terjadi pengurangan jumlah kejadian Gempa Guguran secara signifikan.
2). Status SIAGA dapat diturunkan menjadi WASPADA bila kejadian Gempa Guguran terus menunjukkan kecenderungan terus menurun dan jumlah kejadiannya menjadi sangat rendah atau tidak ada kejadian sama sekali.
3). Status WASPADA dapat diturunkan menjadi NORMAL bila setelah dalam jangka waktu tertentu aktifitas Merapi berada dalam kondisi aktifitas normalnya seperti sebelum periode erupsi ini.

Dalam penurunan tingkat kewaspadaan, pengenalan kita akan sejarah erupsi Merapi menjadi penting. Perlu kita ketahui apakah dalam sejarah erupsi Merapi pernah ada kejadian “terjadi erupsi yang meningkat tiba-tiba setelah beberapa hari memperlihatkan tidak ada kejadian Awan Panas”. Kewaspadaan akan hal ini akan menentukan berapa hari harus menunggu setelah indikasi utama suatu status menghilang, sehingga penurunan status dapat ditetapkan.

Dengan kecenderungan aktifitas Merapi seperti sekarang, maka berdasarkan pada rekaman data seismisitasnya (Gambar), kita dapat berharap dalam 2 minggu ini status kewaspadaan dapat diturunkan dari AWAS menjadi SIAGA. Bila kecenderungan terus berlanjut, 2 minggu selanjutnya, status tersebut dapat diturunkan lagi menjadi WASPADA.

Semoga datang kabar baik dari Merapi.

Salam dari Ancol, 4 Juli 2006
WBS

No comments: