Saturday, February 23, 2008

Banjir: proses alam dan aktifitas manusia

Bulan-bulan ini (Desember, Januari dan Februari) adalah saatnya musim hujan di sebagian besr wilayah Indonesia, yang juga berarti saat-saat datangnya banjir di banyak bagian wilayah Indonesia. Pada kesempatan ini kita akan melihat banjir dri sisi yang lain.

Proses alam dan bencana

Banjir sebenarnya adalah proses alam biasa yang merupakan bagian dari siklus hidrologi yang dimulai dari penguapan air laut menjadi awan, awan tertiup kedaratan dan kemudian turun sebagai hujan di daerah pegunungan, air hujan yang turun di pegunungan kemudin kembali mengalir ke laut melalui aliran-aliran sungai. Banjir terjadi karena debit aliran sungai yang melebihi kapasitas saluran sungai. Secara alamiah, debit air banjir itu akan melimpah keluar dari saluran sungai dan membentuk dataran banjir di sebelah menyebelah aliran sungai. Namun, karena banjir mendatangkan kerugian bagi manusia, maka manusia mengatakan banjir sebagai bencana banjir.

Apa yang terjadi ketika banjir?

Friday, September 14, 2007

Gempa Meningkatkan Semburan Lumpur Sidoarjo?

Gempa yang mengguncang Situbondo pada Senin 10 September 2007 tampaknya mempengaruhi kondisi semburan lumpur di Sidoarjo. Secra sederhana kita bisa menganalogikan kondisi semburan lumpur itu sebagai sebotol botol minuman bersoda yang diguncang-guncang dan kemudian dibuka tutupnya, maka air di dalam botol itu akan menyembur keluar dengan kuat.

-----------------------
Berikut ini adalah fakta yang dikutip dari berita dari Harian Republika, Rabu, 12 September 2007 21:40:00.
Semburan Lumpur dan Kadar H2S Makin MeningkatSidoarjo-

RoL-- Semburan lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo dalam dua hari terakhir ini menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Pantauan Antara, Rabu petang menunjukkan, jika biasanya volume sekitar 80 ribu kubik per hari, sejak dua hari terakhir ini volume semburan mencapai 120 ribu kubik per hari. Selain volume semburan yang membesar, kadar H2S yang dibawa lumpur juga tampak meningkat dari 20 part/milion (ppm) menjadi antara 30-35 part/milion (ppm).

Kadar H2S ini tergolong di atas standar rata-rata yang ditetapkan untuk keamanan kerja yaitu kurang dari 20 ppm. "Kami tadi sempat mengevakuasi para pekerja di tanggul bagian selatan karena angin mengarah ke selatan. Tidak terlalu lama, sekitar 30 menit. Sementara itu para pekerja di bagian utara tanggul utama masih diperbolehkan bekerja karena dinilai masih cukup aman," kata Humas BPLS Achmad Zulkarnaen.

Meski belum diketahui secara pasti penyebab peningkatan semburan dan kadar H2S, Namun BPLS menduga dipengaruhi tekanan dari dalam tanah pasca gempa bumi yang terjadi di Situbondo, beberapa waktu lalu. "Kami menduga peningkatan semburan dan kadar H2S ini, dipengaruhi gempa bumi yang terjadi di Situbondo," kata Achmad Zulkarnaen yang akrab disapa Izul ini.

Akibat peningkatan volume semburan itu, kini luapan lumpur tidak hanya mengalir ke arah selatan, melainkan juga mulai kembali mengarah ke utara dan barat menuju rel dan jalan raya Porong. Bendera kuning yang biasanya dipasang di sekitar tanggul utama, kini sudah diturunkan petugas dan diganti menjadi bendera merah, yang berarti kondisi di sekitar semburan membahayakan.

Terkait peningkatan yang terjadi mendadak ini, BPLS kini kembali sibuk memperkuat tanggul, baik yang ada di sekitar pusat semburan maupun tanggul di Desa Siring dan Jatirejo. "Selain penguatan tanggul, kami juga memasang karung pasir yang dipasang di sejumlah titik tanggul utama yang dianggap rawan jebol," kata Izul. antara/mim

----------------
Selanjutnya, berikut ini adalah analisis dari seorang rekan yang melihat adanya hubungan temporal dan kemungkinan adanya hubungan spasial antara Gempa Situbondo, meningkatnya Semburan Lumpur Sidoarjo dan Bangkitnya Gunung Kelud.

Gempa Situbondo yang menggoncang ujung Jawa Timur dan sekitarnya pada Senin 10 September 2007 dengan kekuatan 4.5 SR ternyata tak hendak lekas-lekas lenyap. BMG mencatat sampai saat ini telah tercatat gempa susulan sebanyak 482 kali (!). Dari gempa sebanyak itu yang dirasakan hanyalah 61 kali dengan kekuatan 2-4 SR. Kapan gempa-gempa ini akan pergi dari Situbondo, tidak ada yang bisa menduganya.

Dua hari setelah gempa utama Situbondo menggoncang ujung utara wilayah tapal kuda Jawa Timur itu, hari Rabu kemarin, 12 September 2007, BPLS (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) mencatat volume semburan LUSI meningkat tajam, juga semburan H2S-nya. Semula, LUSI menyembur pada 80.000 m3/hari, lalu naik menjadi sekitar 120.000 m3/hari. Sementara itu, kandungan gas H2S mencatat rekor tertingginya sejak LUSI menyembur, yaitu mencapai 35 ppm, padahal biasanya rata-rata kandungan gas H2S sekitar 20 ppm. Pertambahan volume dadakan ini membuat BPLS lebih repot daripada biasanya. Puluhan truk dikerahkan untuk mengangkut material guna memperkuat tanggul. Ratusan karung pasir ditambah untuk memperkuat tanggul utama. Pipa cadangan segera digunakan untuk membuang lumpur yang mendadak berlebih.

Gunung Kelud, gunung di sebelah baratdaya Kabupaten Sidoarjo, yang terletak di ujung sesar Watukosek, sekaligus menyembunyikan atau menghentikan sesar besar ini, juga bangkit kembali sejak beberapa hari terakhir ini. Maka, status gunung ditingkatkan dari Aktif Normal menjadi Waspada. Danau kawah Kelud yang terkenal itu semakin menunjukkan kegiatannya. Kegempaan, deformasi, visual, pengukuran suhu kawah, dan data kimia air kawah menunjukkan bahwa gunung ini sedang bangkit lagi.

Ketiga peristiwa geologi di atas apakah saling berhubungan ? Apakah gempa Situbondo telah memprovokasi LUSI dan Kelud ? Silakan dipikirkan. Hubungan temporal ada, hubungan spatial bisa ada bisa tidak.

Tulisan di atas disarikan berdasarkan berita-berita di koran Media Indonesia dan Bisnis Indonesia Kamis 13 September 2007, dilengkapi dengan komunikasi lisan bersama beberapa personal yang berhubungan langsung dengan LUSI.

salam,
awang

(Izin tertulis via email pada 13 September 2007)
---------------------

Ancol, 2 Ramadhan 1428 H / 14 September 2007

Salam,
WBS

Wednesday, September 05, 2007

10 Sungai Dunia

Berikut ini adalah tentang 10 sungai utama di Bumi yang mengalami tekanan terutama karena aktifitas manusia maupun perubahan perubahan iklim. Mari kita cermati kondisi ke-sepuluh sungai itu dan mencoba menarik pelajaran darinya.

From: waterforum@yahoogroups.com, [WaterForum] Digest Number 1516
Fwd: ENDANGERED RIVERS
Posted by: "Dr.Syed.S. Ahmed"
Date: Tue Sep 4, 2007 9:54 am


The ten river basins across the world which face the greatest risk of drying out:

1. Rio Grande
Flows through: US, Mexico
Length: 1,890 miles.
Key threats: Water extraction, salination, invasive species
Dependent wildlife: 69 of the 121 fish species found nowhere else

2. Yangtze
Flows through: China
Length: 3,910 miles
Key threats: Pollution, 105 planned dams, overfishing
Dependent wildlife: 350 fish species including Yangtze Sturgeon, 160 amphibian species, Finless Porpoise, Chinese Alligator, Giant Panda, and the largest salamander in the world

3. Mekong
Flows through: China, Laos, Burma, Vietnam, Thailand, Cambodia
Length: 2,860 miles
Key threats: Overfishing, 149 dams planned, deforestation, pollution
Dependent wildlife: Mekong giant catfish (the world's largest freshwater fish), 160 amphibian species, estimated 1,700 fish species, Irrawaddy river dolphin

4. Salween
Flows through: China, Burma, Thailand
Length: 1,740 miles
Key threats: 16 proposed dams
Dependent wildlife: The fishing cat, Siamese crocodile, small panda, wild donkey of Dulong, 92 amphibian species. 47 of its 143 fish species are found nowhere else

5. Murray-Darling basin
Flows through: Australia
Length: 2,100 miles
Key threats: Invasive species, salinisation, climate change
Dependent wildlife: Silver perch, freshwater catfish, Murray cod, crayfish and freshwater snails, 16 mammal and 35 bird species

6. Ganga
Flows through: India, but also drains from Nepal and China
Length: 1,560 miles
Key threats: Water extraction, 14 proposed dams, climate change
Dependent wildlife: Ganges river dolphin, freshwater shark (Glyphis gangeticus), 140 fish species and 90 amphibian species

7. Indus
Flows through: Pakistan, but also drains from Afghanistan, India and China
Length: 1,800 miles
Key threats: Climate change, water extraction, pollution, 6 proposed dams
Dependent wildlife: Indus river dolphin, 22 of 147 species of fish are found nowhere else, 25 amphibian species

8. La Plata basin
Flows through: Paraguay, Brazil, Uraguay, Bolivia, Argentina
Length: 2,500 miles
Key threats: 27 proposed dams, dredging, overfishing, climate change, pollution
Dependent wildlife: La Plata river dolphin, ocelots, 85 of 350 species of fish are found nowhere else, more than 1,600 species of flowering plants. Fills the Pantanal, the largest freshwater wetland in the world

9. Nile
Flows through: Egypt, Sudan, Ethiopia, Uganda, and drains from Tanzania, Burundi, Rwanda, Democratic Republic of Congo, Eritrea and Kenya.
Length: 4,160 miles
Key threats: Climate change, extraction, invasive species
Dependent wildlife: Nile crocodile, 26 of its 129 fish species are found nowhere else, 137 amphibian species

10. Danube
Flows through: Germany, Austria, Slovakia, Hungary, Serbia, Romania and Bulgaria
Length: 1,730 miles
Key threats: 8 proposed dams, shipping infrastructure, flood protection measures, pollution, invasive species
Dependent wildlife: 7 of its 103 fish species and 18 of its 88 freshwater molluscs are found nowhere else

--- End forwarded message ---

Salam dari Ancol,

WBS