Thursday, June 15, 2006

Aktifitas Gunung Merapi, Jawa Tengah, April - Juli 2006













Grafik seismisitas ini adalah versi terbaru
dari grafik sejenis sebelumnya.





















Wednesday, June 07, 2006

Gempa Meningkatkan Aktifitas Erupsi Gunung Merapi

Sudah sebulan lebih Gunung Merapi di Yogyakarta menunjukkan aktifitas erupsinya yang meningkat di atas normal. Ketika erupsi gunung api tersebut berlangsung, pada tanggal 27 Mei 2006 terjadi gempa yang merusak di kawasan Yogyakarta dan Klaten. Setelah gempa tersebut, kegiatan erupsi Gunung Merapi menunjukkan peningkatan. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana hubungan antara gempa bumi tersebut dengan aktifitas Gunung Merapi?

Menurut Teori Tektonik Lempeng, Pulau Jawa adalah bagian dari suatu sistem penunjaman yang saat ini terjadi di Samudera Hindia, di sebelah selatan Pulau Jawa. Dalam sistem penunjaman itu, Pulau Jawa merupakan busur magmatik. Dengan demikian, kehadiran Gunung Merapi berkaitan dengan sistem penunjaman tersebut. Ilustrasi kondisi tersebut seperti pada Gambar 1.


Gambar 1. Sketsa sistem penunjaman yangmemperlihatkan hubungan antara penunjaman lempeng, gempa dan volkanisme (Sumber: Wikpedia).

Gempa yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 itu, berdasarkan pada lokasi pusat gempanya dapat dikatakan merupakan gempa tektonik. Guncangan gempa tersebut terasa sampai ke Semarang, dan Kudus di utara, Banyumas di barat, Blora dan Madiun di timur. Melihat lokasi pusat gempa dan luasnya daerah yang terpengaruh oleh guncangan gempa, dapat disimpulkan bahwa gempa tersebut telah mengguncang bagian tengah Pulau Jawa. Dengan demikian dapat pula dipastikan bahwa gempa itu juga telah mengguncang tubuh Gunung Merapi.

Dalam suatu proses erupsi gunungapi, meningkatnya erupsi gunungapi berkaitan erat dengan proses bergerak-naiknya magma di dalam tubuh gunungapi dan kemudian keluar melalui kawah gunungapi. Meningkatnya erupsi Gunung Merapi setelah terjadinya gempa menunjukkan bahwa sangat mungkin guncangan gempa tersebut telah mempengaruhi Gunung Merapi dalam bentuk pengaruh yang meningkatkan aktifitas magma yang bergerak naik. Kesimpulan ini diambil dari mengamati tingkat erupsi Gunung Merapi sebelum gempa terjadi yang cenderung menurun. Tercatat bahwa beberapa hari sebelum gempa, aktifitas erupsi Gunung Merapi meningkat sehingga statusnya ditingkatkan menjadi "Awas". Ketika itu terjadi luncuran awan panas mencapai jarak 4 km. Setelah itu, erupsi cenderung menurun. Ketika erupsi sedang menurun inilah gempa terjadi, dan kemudian disusul dengan kembali meningkatnya erupsi (Gambar 2).

Gambar 2. http://photos1.blogger.com/blogger/6033/2572/1600/Seismisitas%20Merapi-v03-verysmall.jpg

Salam,
Wahyu